Kelompok 1 / 2EB12
|
1. Ana Miftaqul Janah / 29211330
2.
Caskirah / 28211405
3.
Candra Fatchurohman
Kanad / 21211581
4.
Diah Ayu Werdiningsih
/ 22211009
5.
Hurin Inn / 23211408
6.
Mega Pramitasari / 24211384
7.
Muhammad Hafith Yusuf
/ 29211256
8.
Putri Aidha Mulyani / 25211631
9.
Rahadjeng Arinny T. / 25211759
KUTIPAN
A.
PENGERTIAN
·
Kutipan
adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika
ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber
aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip. Atau dengan kata lain Proses pengambilan gagasan dari
suatu sumber. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
·
Kutipan adalah
gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan
gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
·
Kutipan
adalan salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari seseorang pengarang atau
ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku,
jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Kutipan ditulis untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber
penulisan.
B.
FUNGSI
Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki
suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup
mengutip karya orang lain tersebut.
Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
1.
Sebagai
landasan teori.
2.
Penguat
pendapat penulis.
3.
Penjelasan
suatu uraian.
4.
Bahan
bukti untuk menunjang pendapat yg sedang dibahas.
5.
Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
6.
Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
7.
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
8.
Memudahkan pembedaan data pustaka dan
ketergantungan tambahan.
9.
Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
10. Meningkatkan
estetika penulisan.
11. Memudahkan
peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah
yang terkait dengan data pustaka.
Berdasarkan
fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Penulis
mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
2.
Penulis
bertanggung jawab terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
3.
Kutipan
dapat terkait dengan penemuan teori.
4.
Jangan
terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
5.
Penulis
mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung.
6.
Perhatikan teknik penulisan kutipan dan
kaitannya dengan sumber rujukan
C.
PEDOMAN
DASAR KUTIPAN
·
Kutipan harus diletakkan di akhir
kalimat, di dalam tanda baca
Contoh :
Aspek
sistem perpajakan tersebut sangat signifikan (Larsen, 1971).
Atau
dengan cara lain, nama keluarga penulis dapat digabungkan kedalam teks.
Contoh :
Larsen
(1971) menyatakan bahwa aspek sistem perpajakan tersebut sangat signifikan.
·
Kutipan dapat ditulis dengan cara :
(Cooper, 1999), atau (Cooper, 1999: 23) atau Cooper (1999) atau Cooper (1999:
23) tergantung bagaimana cara mengutip, apakah mencantumkan nomor halaman
referensi atau tidak.
·
Jika terdapat dua atau lebih penulis,
gunakan tanda penghubung (&) di dalam kurung. Contoh : (Dunphy & Stace,
1990) atau Dunphy & Stace (1990).
·
Jika terdapat tiga penulis atau lebih,
penulisan pertama kali sebutkan semua penulis, kemudian untuk penulisan
berikutnya cukup tulisan nama pertama diikuti dengan et al . Contoh : Mc Taggart et al.
·
Jika sebuah publikasi tidak memiliki
pengarang, gunakan nama organisasi sebagai pengarang.
·
Jika Anda mengutip pernyataan yang
telah dikutip penulis lain, Anda perlu mentakan : (Carini, dikutip dalam
Patton, 1990).
·
Dua atau lebih kutipan harus dituliskan
sesuai urutan abjad dan dipisahkan, dengan tanda titik koma. Contoh :
(Abrahamson, 1991; Daniels, 1990).
·
Jika kutipan lebih dari 40 kata,
tuliskan kutipan menjorok ke dalam dengan spasi tunggal
dan tidak memakai tanda kutip.
D.
MACAM-MACAM
KUTIPAN
Di
dalam kutipan terdapat dua jenis dalam mengutip, diantaranya adalah kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
þ Kutipan
Langsung
Kutipan Langsung ialah
kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan. Kalau
ada hal yang dinilai salah/meragukan, kita beri tanda ( sic! ), yang artinya
kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas
kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf
kapital, garis bawah, atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut,
missal [ huruf miring dari pengutip ], [ ejaan disesuaikan dengan EYD ], dll.
Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh
pengutip, harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Kutipan
langsung merupakan
mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang
diubah.
Berikut contoh dari kutipan langsung:
1. Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).
2. Menurut
Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah
suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis atau pembicara.
3. Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara .
Kutipan langsung dibagi menjadi 2, yakni:
a) Kutipan Langsung Pendek
Adalah
kutipan langsung yang panjangnya tidakmelebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang
demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik diantara bahan
yang dikutip. Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal kalimat
diberi titik tiga buah.
Contoh:
Pelayanan
prima harus didukung dengan fasilitas yang baik. Namun, "Pelayanan prima sangat
bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill)
staf perpustakaan" (Septiyantono, 1999:154).
b) Kutipan Langsung Panjang
Adalah
kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan
tersebut diberi tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik
dengan satu spasi, dan lebar jorokkan kedalam.
Contoh:
Inti dari belajar dan membaca adalah
mengambil hal yang penting untuk selalu diingat. Berkenaan dengan kemampuan
mengingat, Soedarso (2001:74) menyatakan sebagai berikut.
"Daya ingatan kita umumnya hanya mampu
mengingat 50% dari apa yang kita baca satu jam berselang dan dalam dua hari
berikutnya tinggal 30% saja. Teknik-teknik membaca seperti dalam prabaca, SQ3R,
dan teknik-teknik yang lain dimaksudkan untuk mengingatkan daya ingat terhadap
apa yang dibaca."
Prinsip yang harus diperhatikan pada saat mengutip
langsung adalah:
·
Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli
yang dikutip.
·
Harus mengunakan tanda [sic!], jika ada kesalahan
dalam teks asli.
·
Mengunakan tiga titik berspasi [. . .] jika ada
bagian dari kutipan yang dihilangkan.
þ Kutipan
tidak Langsung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya
mengambil intisari pendapat yang kita kutip. Kutipan tidak langsung ditulis
menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan
kaki, dapat juga dengan sistem catatan langsung (catatan perut) seperti telah
dicontohkan.
Kutipan
tidak langsung merupakan
kutipan yang mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun
tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.
Berikut contoh dari kutipan tidak
langsung:
1. Seperti
dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan
yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis
bahkan mau melakukan apa yangdikatakan penulis.
2.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang
bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis
bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf, 1983:3).
3.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang
bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis
bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis1).
Kutipan tidak langsung dibedakan menjadi dua,
yakni:
a)
Kutipan
tidak langsung pendek
Adalah
kutipan tidak langsung yang terdiri dari satu alinea atau kurang.
Contoh :
Pemahaman
manusia terhadap simbol-simbol yang digunakan membutuhkan manusia untuk
berfikir secara jernih dengan merumuskan simbol. Cassirer ( 1979:31-32) membedakan tanda
dengan simbol, karena dianggap keduanya berada pada dua bidang pembahasan yang
berbeda. Tanda adalah bagian dari dunia fisik, sedang simbol adalah bagian dari
dunia makna manusiawi.
b)
Kutipan
tidak langsung panjang
Adalah
kutipan tidak langsung yang terdiri lebih dari
satu alinea.
CARA PENGGUNAAN KUTIPAN
Berikut ini
beberapa cara teknik pencantuman sumber kutipan. Penulis bisa memilih beberapa
cara di antaranya sesuai kebutuhan. Teknik tersebut adalah:
1.
Cukup
ditulis nama penulis, tahun penerbitan, dan halamannya.
·
Kutipan langsung. Misalnya: “Perilaku
seks adalah segala tingkahlaku yang didorong oleh hasrat seksual”. (Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono, 1994 : 137).
·
Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono (1994 : 137) berpendapat bahwa, perilaku seks adalah
segala tingkah-laku yang dirorong oleh hasrat seksual.
2. Cukup
dinulis nama penulis, penerbit dan tahun penerbitan.
·
Kutipan langsung. Misalnya: Perilaku
seks menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (Raja Grafindo Persada: 1994) adalah: “Perilaku
seks adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual”.
·
Kutipan tidak langsung. Misalnya:
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual.
(Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Raja Grafindo Persada :1994).
3. Cukup
ditulis nama penulis dan buku karangannya.
·
Kutipan langsung. Misalnya : Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat: “Perilaku
seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual.”
·
Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat bahwa perilaku
seksual adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual.
Tiga
teknik tersebut adalah di antara teknik yang paling sering digunakan. Hal-hal
lain yang perlu diperhatikan adalah:
1. Bila
penulis lebih dari tiga orang, cukup menulis nama penulis yang pertama diikuti
dengan tulisan”et al” (et al = dan kawan-kawan).
2. Bila
sumber itu kumpulan tulisan, tulis nama orang atau badan yang mengedit, diikuti
dengan “ed” (ed = editor).
3. Bila
sumber itu terjamahan, ditulis pula nama penulis aslinya, tetapi di belakangnya
ditulis nama penerjamahnya. Judul buku yang ditulis boleh judul asli atau
terjamahan.
4. Bila
sumber itu tidak diketahui nama pengarangnya, ditulis nama sumbernya (penanggung
jawab) kemudian ditulis data lainnya.
5. Bila
sumber itu surat kabar atau majalah, maka ditulis judul artikel, nama surat
kabar atau majalah, tanggal/bulan/tahun penerbitan.
þ Kutipan
pada catatan kaki
Catatan
kaki adalah
daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau
akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan
keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman
penyusunan daftar bacaan.
Tujuan
Catatan Kaki
1.
Catatan kaki dicantumkan untuk memenuhi
kode etik yang berlaku.
2.
Dapat juga sebagai penghargaan terhadap
orang lain yang mungkin berjasda dalam penulisan tersebut.
Jenis-Jenis
catatan Kaki
a) Ibid.(Singkatan
dari Ibidium, artinya sama dengan di atas), untuk catatan
kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis
dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor
halaman.
b) Op.cit.
(singkatan dari opera citati, artinya dalam karya yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah
disisipi catatan kaki lain dari sumber yang lain. Urutannya : nama pengarang,
op.cit., nomor halaman.
c) Lo.cit. (Singkatan
dari loco citati, artinya
tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama :
nama pengarang loc.cit. nomor halaman
CARA PENGGUNAAN CATATAN KAKI
1.
Catatan kaki harus dipisahkan oleh
sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak
empat spasi dari teks.
2.
Catatan kaki diketik berspasi satu.
3.
Diberi nomor.
4.
Nomor catatan kaki diketik dengan jarak
enam karakter dari margin kiri.
5.
Jika catatan kakinya lebih dari satu
baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat
pada margin kiri).
6.
Jika catatan kakinya lebih dari satu
maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan
jarak spasi teks.
7.
Jarak baris terakhir catatan kaki tetap
3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8.
Keterangan yang panjang tidak boleh
dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada
memotong catatan kaki.
9.
Jika keterangan yang sama menjadi
berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan
kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan
kaki.
10. Jika
ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan
sebelumnya.
11. Jika
keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel,
gunakan loc.cit.
12. Untuk
keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip
daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang
digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun
Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya
pada catatan kaki.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu
luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu
curang dan serakah ... .1)Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik
nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan
kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang
mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi
analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai
pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan
imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar
ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu
ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)
..............................................................
1) Taufiq Ismail,
Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar